Menkominfo Optimis Harga Internet Bakal Turun


JAKARTA - Harga tender Broadband Wireless Access (BWA) yang melambung hampir sekira sembilan kali lipat dinilai banyak pihak takkan mempengaruhi harga akses internet di Indonesia. Bahkan banyak kalangan memprediksi harga akses internet akan ikut naik seiring kenaikan harga tender BWA yang dimenangi 21 perusahaan.

Tapi berbeda dengan pendapat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh yang justru optimis bahwa harga internet di Indonesia akan turun.

"Saya yakin harganya bisa turun, tapi berapa persen saya tidak bisa menyebutkannya, saya yakin itu," ujar Nuh kepada wartawan usai pengumuman rangkaian acara INAICTA 2009, di gedung Depkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (23/7/2009).

Menurut Nuh, keyakinannya selain didasarkan pada feeling juga karena realitas yang akan tumbuh ke depannya. pertumbuhan pengguna internet nantinya akan bertambah, tentunya membuat harga internet bisa berkurang karena jumlah pemakai semakin bertambah. "Internet dipakai sepuluh orang dengan dua puluh orang tentunya harganya berbeda," kata Nuh.

Selain itu, Nuh melihat kompetisi yang ada saat ini terjadi di industri juga sudah mulai baik sehingga setiap perusahaan akan berlomba-lomba untuk menghadirkan layanan murah dan kualitas layanan yang baik.

Berdasarkan catatan, saat ini harga akses internet sebesar 1 Mbps per bulan ditawarkan sekitar 750 ribu rupiah per bulan.

Pekan lalu, pemerintah telah mengumumkan pemenang tender BWA yang diperkirakan akan menyumbang dana segar mencapai 877,28 miliar rupiah dari pemenang guna mendapatkan lisensi.

Ke 21 pemenang tersebut antara lain, PT. Telkom, PT. Power Telecom, PT Jasnikom Gemanusa, PT Indosat, PT Internet Madju Abad Milenindo, PT Indosat Mega Media, PT Sejahtera Globalindo, PT Internux, PT Centrin Online, PT Global Komunika Dewata, PT First Media, PT Bakrie Telecom, PT Jasnita Telekomindo, PT MSH Niaga Telecom Indonesia, PT Berca Hardayaperkasa, Konsorsium Moratelindo Teleglobal, dan PT Rahajasa Media Internet atas nama Konsorsium Wimax Indonesia.

Pemerintah akan mengevaluasi lisensi yang dikantongi pemenang tender setiap tahunnya berdasarkan pembangunan jaringan. Untuk zona Banten dan Jabotabek, pada tahun pertama jaringan harus dibangun 20 persen dari area yang akan dilayani, tahun kedua (30%), tahun ketiga (45%), tahun keempat (60%), tahun kelima (80%), dan tahun keenam (100%)
technology news © 2008 Template by:
faris vio